Motivasi elang

Sore kemarin saya kedatangan seorang teman, yaah teman lama, teman semasa SMA.  singkat cerita dia adalah seorang motivator, setelah ngobrol sana ngobrol sini, sharinglah saya ke beliau mengenai kehidupan dan berbagai zona kehidupan, kita mengobrol mengenai zona nyaman dan segala aspek yang berkaitan dengan zona nyaman tersebut.  ternyata kemapanan yang kita dapatkan saat ini sebenarnya adalah titik balik dari prestasi kita,  artinya, jika kita terlalu menikmati kenyamanan yang kita miliki, dapat disimpulkan kita akan menuju jurang kegagalan dimasa yang akan datang.  ingat kasus Nikoa, Kodak, dll dan yang paling akhir adalah kasus “Yahoo”
Singkat cerita lagi nih ceritanya, beliau membahas tentang rahasia burung elang yang konon katanya bisa berumur sangat panjang, setara dengan umur manusia yang cukup tua yaitu 70 tahun! Subhanallah. Yang menarik dari burung elang ini adalah bukan (hanya) umurnya yang tergolong sangat panjang untuk ukuran binatang, tetapi lebih dari itu adalah apa yang telah dilakukan oleh burung elang untuk dapat hidup sepanjang itu.

Ada yang meneliti, katanya burung elang ini memiliki suatu titik penting dalam hidupnya yang menentukan apakah burung elang ini dapat hidup terus sampai umur tujuh puluh tahun atau mati, dan titik penting itu muncul pada fase hidup burung elang di umur 40 tahun (Nabi  Muhammad SAW mulai menjadi rasul di umur 40 tahun juga…).
Kondisi tubuh burung elang di umur 40 tahun ini adalah masa-masa dimana seekor elang berada pada titik terendah dari sisi daya hidup (biologis). Paruhnya tua, melengkung panjang dengan ukuran yang tidak sama atas dan bawahnya, yang konsekuensinya tentu si burung akan sulit menggunakan paruhnya untuk mematuk2 makanan. Bulu-bulu yang ada di sayap nya pun sudah menebal dan berat sehingga sulit untuk digunakan terbang tinggi. Dan kuku-kuku kakinya yang biasanya menjadi senjata utama untuk mencengkeram mangsanya sudah kaku sehingga sangat sulit untuk dipakai mencengkeram. Dengan kondisi ini semua burung elang berada di simpang jalan, mau tetap  hidup atau membiarkan kematian datang mendekat begitu saja tanpa daya. Dengan kekuasaan Allah, si burung elang ini memiliki naluri untuk mempertahankan hidupnya semaksimal mungkin, dan apakah yang akan dilakukan oleh burung elang ini?

Tahap pertama yang akan dilakukan burung elang ini adalah mencari tempat yang tertinggi. Burung ini banyak tinggal di daerah gurun, maka si burung akan mencari gunung atau bukit-bukit berbatu. Meskipun kondisi nya hanya bisa berjalan serta meloncat-loncat, si burung akan tetap berusaha untuk mencapai puncak tertinggi.
Tahap kedua setelah di sampai di suatu puncak maka dia akan mulai dengan membentur-benturkan paruhnya (yang sudah tua) ke batu-batu yang keras, dengan maksud apa? Supaya paruh tersebut hancur tak bersisa. Paruh yang selama 40 tahun menempel di mulutnya tersebut karena fungsinya yang telah hilang secara naluriah oleh si burung elang ini dihancurkan dengan harapan akan tumbuh paruh baru yang lebih muda, kuat dan fungsional. Tentunya sangat menyakitkan menghancurkan paruh sendiri ….Setelah hancur paruh tersebut si burung berhari-hari akan menunggu sampai paruh baru tumbuh. Tentu selama masa menunggu tersebut si burung tidak dapat makan sebagaimana biasanya, tetapi demi tercapainya tujuan yang lebih baik si burung rela dengan kondisi tersebut.

Tahap ketiga setelah si burung elang berhari-hari menjalani masa penuh penderitaan, akhirnya tumbuhlah paruhnya yang baru, lebih muda dan kuat. Paruh ini akan digunakan oleh si burung elang untuk mencabik-cabik kuku-kuku/cakar kakinya yang sudah kaku…Bisa anda bayangkan betapa sakitnya…setelah semuanya selesai kembali si burung elang menunggu berhari-hari sampai tumbuh kuku-kuku/cakar yang kokoh dan kuat. Apakah setelah itu selesai pekerjaan si burung?  Tidak! masih ada satu tahapan lagi yang harus dilalui oleh si burung elang, apakah itu?

Yaitu si burung akan mulai mencabuti satu-persatu bulu-bulunya yang menempel di sayapnya, yang telah mendampinginya selama 40 tahun ! Tentunya ini juga merupakan pekerjaan yang sangat menyakitkan bagi si burung. Sampai akhirnya setelah semuanya selesai (dan ini bisa mencapai waktu berbulan-bulan) jadilah si burung elang ‘lahir’ kembali dengan perangkat-perangkat hidup yang lebih kuat: paruh yang tajam, cakar yang kokoh kuat serta sayap dengan bulu-bulunya yang baru. Selesai tahapan penempaan bagi burung ini mulailah si burung elang dapat menjalani hidupnya sampai 30 tahun lagi.
Apakah hikmah yang bisa diambil dari kisah burung elang ini bagi kita?
Masihkah anda nyaman dengan zona nyaman yang anda nikmati hari ini, jawabannya bepulang kepada diri kita sendiri ?????

Semoga Bermanfaat
Thks to hertom atas pencerahannya

www.kemasan.net

Komentar